hands

Shaking Man – Artist: Terry Allen

The following dialogue between a mom and her son around the statue:
Mom: How many hands are there?
Son: (counting quietly one, two, three…)
Mom: So, how many hands?
Son: (still counting and then…) Too many.
Me: That’s a good answer. ๐Ÿ™‚
I guess you never know what kind of answer you will get from a boy ๐Ÿ™‚

Haight Ashbury | San Francisco, CA

Finally revisited this neighborhood last Saturday. If you are in town for a visit, make sure to explore this area. Guarantee, you will get this “hippie” vibe here. As always, let my photos tell stories ๐Ÿ˜‰

Since my coffee-addict friend craved for a cup of coffee, we made a stop at Cantata Coffee Company. I couldn’t resist to take photos inside, so I asked permission from the lady behind the cashier (I believe she’s the owner) if that would be okay for me to take photos and she said yes. Then the gentleman (I believe he’s also the owner) even asked me wether I need the lights to be turned on. I politely said no and smiled. Don’t you think they were so nice?

For dinner, we decided to try on local restaurant in the area (actually my hubby and friend have been here before, so I was the first timer), Cha Cha Cha. Judging from the queueing line, it’s definitely one of the popular restaurants there.

sangria

steamed black mussels

fried calamari

cha3 jerk chicken

Cha3 Jerk Chicken might not be photogenic, but it’s delicious! I like the sauce and recommend it. If you are planning to ask me how’s the sangria, I can give the answer because I am not the best person to ask about anything related with alcoholic beverage. All I can say is most of the table ordered it. That’s a part of my weekend, how’s yours? ๐Ÿ™‚

dinner, months ago | Rancho Cordova, CA

Months ago my husband and I went to Sacramento and spent overnight in Rancho Cordova. It was dinner time and we did not know anything about the area, so we asked one of the hotel staffs a good place for dinner and she suggested us about this Thai food restaurant, Sala Thai. The restaurant is located just minutes away from where we stayed. The first thing that caught my attention was the interior .

 

The picture just do its own judgement right ๐Ÿ˜‰ We did not seat in this part of the area though. While waiting for our order, we had conversation with the owner and waiter and they were very friendly. So, these are just some what we had:

 

I don’t remember much on the menu that we had, but I do recall the memory that the portions were generous ๐Ÿ™‚ Make sure you stop by at this restaurant when you are in the area.

 

Grace Cathedral | SF

Weeks ago my friend, S, told me about a Gothic-style church and he asked me to take pictures of it together. Funny thing was S did not even know the name of the church. So, on Labor Day weekend (Saturday) together with hubby and S, we drove around trying to find the church.ย ย It turned out when we entered Nob Hill neighborhood, the church is easily spotted on and the name is Grace Cathedral.

My mind and eyes were blown away with all architectural details. The challenging part of photographing the inside part of the church is of course the low light and I wonder do they allow the usage of tripod and flash inside. Well, I don’t think flash will do any good though remembering the high ceiling of it.

 

 

Ferry Building | SF

There is something about this building that makes me want to go back there again and again, such an instant love. It is really a nice place to visit when you are in town and have nothing to do. You can also find Farmers Market three times a week at the front side of the building. I have planned to take some pictures of it but have not managed to do since I did not have any camera in hand on my last visit.

Excuse for different colour tones, decided to play with it a little bit.

One thing to note, there is no such thing as quiet in Ferry Building and I was literally avoiding crowd when taking those photos.

 

 

 

say cheese

Minggu lalu gua craving banget buat makan keju, iya bener keju ย (sok bule banget ga sich?). Dalam otak gua uda terpikir nikmatnya keju + madu + cracker. Setelah sekian puluh tahun makan keju, gua ga pernah tahu betapa nikmatnya keju kalau disantap bersama madu ampe pada saat gua disodorin ama ex housemate gua. Keju itu kan ada berbagai macam jenisnya dan tentunya gua buta banget dunk sebenarnya yang pernah gua coba ma keju tugh tuh jenis yang mana (padahal dulu udah dikasi tahu tapi ga ada inget2nya), jadilah gua googling sebelum ke supermarket dan akhirnya gua dapat beberapa nama jenis keju yang cocok dimakan ma madu.

Ampe supermarket perburuan pun dimulai, celingak celinguk kiri kanan akhirnya tak satu pun jenis keju yang gua googling dijual disana, maka pulanglah diriku dan hubby dengan tangan yang tidak hampa soalnya madu ma crackernya udah ada, hore! Tadinya sich udah niat buat ke supermarket yang lain buat nyari kejunya, tapi karena selesai dari supermarket kita masih dinner dan pulang dinner kita super duper kenyang akhirnya hubby mutusin buat besok aja nyarinya.

Keesokan harinya gua nagih dunk (tetep), tapi karena gua juga mau nyari sepatu ย juga akhirnya ya udah ke toko sepatu dulu. Ditengah perjalanan tiba2 temen nelpon dan akhirnya kita berubah haluan dan nyamperin dia di apartemen. Sebut aja temen kita ini S. Seinget gua di daerah tempat tinggal S ada 1 supermarket yang mayan ok, jadinya gua ngajak dia buat kesana buat nyari keju tentunya ๐Ÿ™‚ Maka berangkatlah kita bertiga kesana dengan Muni (Muni ini salah satu bentuk sarana transportasi yang ada disini, bentuknya bus listrik kadang bisa juga berubah jadi kereta bawah tanah listrik, ada juga yang bener2 bus biasa ga pake listrik), ditengah perjalanan dari kejauhan kita melihat Ferry Building dan yang ada kita bertiga berubah haluan kesana (mo ke supermarket aja labil banget yach :D). Sebagai seorang turis, gua mah seneng2 aja diajak kesana (amnesia ma nikmatnya keju + madu + cracker). Next time gua bakal ceritain dech soal gedung ini.

Long story short, kita nemuin toko keju! Berjodoh memang kita! ๐Ÿ™‚ Setelah nanya2 ma yang jual akhirnya kita mutusin buat beli salah satu jenis, tapi akhirnya itu pun ga jadi kita beli yang itu dan beli yang sama ama yang S beli. Menurut gua, yang kita beli ini better deal sich:

Jadi, dengan harga $20.00 saja (tax udah termasuk), didalam kantong cheese sampler ini udah ada:ย 

Nah, tadinya yang mo kita beli itu Organic Mt Tam Triple Cream (yang ditengah) dengan ukuran bulat full. Ampe detik ini kita berdua baru makan keju yang disebelah kanan dan itupun belum habis.

Hati senang dunk karena keju udah di tangan, pertanyaannya apa kita langsung pulang? Tentu tidak dunk, akhirnya kita tetap ngeliat sepatu dan makan. Kali ini kita bertiga makan di Bangkok Noodles. Dari namanya aja udah ketawan dunk jenis makanan apa hehe… Ini dia negh yang hubby ma gua pesen:

nasi goreng bebek

tom yum goong

Nasi goreng bebeknya (mohon maaf gua ga nyatet harga dan nama yang tertulis di menu) masih kalah ama nasi goreng bebeknya Bahn Thai Bbq & Noodles:

nasi goreng bebek

Di Bahn Thai nasi goreng bebeknya bisa minta pedes dan bisa pilih tingkat kepedesannya. Waktu itu gua cuman pesen sambelnya satu aja pedesnya udah gila sich haha… Gua ga tau sich di Bangkok bisa apa engga, pokoknya kalau dari segi rasa gua prefer Bahn Thai.

Sementara untuk Tom Yum Goongnya (harganya $7.50 – belum termasuk tax, trus bisa pilih mo disajiin ama nasi atau mie) gua juga lebih prefer yang dijual di King of Thai Noodle House (disini juga loe bisa minta buat campurin mie, tapi seinget gua kena extra charge):

tom yum goong

Walau secara visual warna kuahnya emank meyakinkan punyanya Bangkok tapi di lidah gua tetap nikmat punyanya King of Thai. Kalau ditanya gua mau balik lagi ga ke Bangkok, kemungkinan besar gua jawab enggaga selain rasa dari 2 menunya kalah ama tempat2 yang gua sebut tadi, tempatnya juga rada sempit jadinya agak ga nyaman aja.

Makan tentunya ga lengkap kalo ga dessert dunk yach, jadinya on the way ke rumah S kita mampir ke Blush Organic Frozen Yogurt dan aku pesen ini:

pomegranate and original swirl flavour

Blush bukan tempat yogurt yang self service, pilihan rasanya juga ga banyak, dan untuk harga toppingnya juga dipaket. Jadi dengan harga tertentu loe bisa pilih 1-4 topping, kalau mau lebih dari 4 topping juga bisa. Buat harga ga inget, soalnya ditraktir ma S ๐Ÿ˜€ Thank you S!

aging day

Beberapa minggu yang lalu gua officially tambah tua (baca: ulang tahun). Tahun ini suasananya beda banget ma tahun lalu, dimana gua jauh banget dari bokap, gua juga udah berstatus jadi istri orang, plus baru pindahan dengan niatan mo pindahan lagi. Soal perayaan pun, ga ada yang spesial; tahun lalu gua ngerayain beberapa kali and tahun ini ampir bisa dibilang ga ada perayaannya hehe…

Gua baru aja pindah alamat ke kota yang baru ini alhasil gua juga bingung mau ngapain dan kemana. Akhirnya hubby bilang ke Pier 39 dan Fisherman’s Whraft aja dan dengan manisnya gua nurut aja ๐Ÿ™‚ Begitu memasuki kawasan ini, hal pertama yang dilakuin udah pasti nyari parkir. Kalau di kota sebelumnya itu nyari parkir itu is not a big deal at all, selain lahannya luas plus mostly parkiran juga gratis, sementara disini keadaan berbeda 180derajat. Belom lagi karena ini adalah daerah wisata jadi tambah mahal pulalha biaya parkirnya. Tapi yang namanya orang Indo, selalu mikirnya untung yach haha… Jadi, ga lama bis parkir, gua ma hubby langsung liat sign harga yang dipasang di entrancenya dinaikkin.

Berhubung gua masih ngerasa diri gua turis, begitu selesai dapet parkiran langsung gua sibuk menjelajahi daerah ini sambil liat kira2 mo makan dimana. Akhirnya gua ma hubby mutusin buat makan di Chowders, yang menurut hubby clam chowdernya enak. Selain mesen White Clam Chowder, kita juga mesen Seafood Platter.

white clam chowder

seafood platter

White Clam Chowdernya enak, yang engga enak cuman harganya haha (harganya $7.49 blum termasuk tax)… Namanya juga daerah turis jadi ga bisa expect dapat harga yang murah lha yach. Kalau buat Seafood Platternya sich biasa aja, apalagi kalau mau dicompare dari segi harga dan besarnya porsi menurut gua rada ga worth it (harganya $9.89 and again belum termasuk tax dan isinya itu cuman fish fillet, udang, dan calamari yang digoreng tepung roti plus kentang goreng dengan porsi minim).

Restorannya sendiri ga gede dan sitting areanya terbagi 2, outdoor dan indoor. Gua suka ama interior dalamnya yang didominasi warna putih plus poster2 yang bergaya retro. Sayang banget sich gua ga foto keadaan interiornya, dan cuman sempat fotoin bagian depan restonya:

Selesai lunch, kita ngiterin daerah sekitar ampe akhirnya kita nyampe Ghirardelli Square buat dessert. Ghirardelli Square ini ramenya minta ampun, begitu nyampe di depan pintu kita udah queuing di bagian kasir (ada 2 kasir seinget gua), place order dan bayar. Trus kita dapet nomor dan mesti nyari tempat sendiri.

Yang paling depan itu pesanan gua, Butterscoth Hot Fudge Sundae dan yang dibelakang punya hubby, Peanut Butter Hot Fudge Sundae. Harganya sama $8.95/each dan rasanya juga serupa tapi tak sama. Gua lebih prefer pesanan gua walau dua2nya enak menurut gua, dimana rasanya sama2 manis tapi ga bikin tenggorokan loe jadi sakit atau enek gara2 rasa manisnya.

Buat yang lagi main2 ke daerah sini dan mo nyari souvenir gua saranin masukkin toko2 souvenirnya satu2 dech karena produk yang sama bisa dijual dengan harga yang bedanya ampe beberapa dollar. Menurut pengamatan gua, toko2 yang mengarah ke Ghirardelli Square nawarin souvenir dengan harga yang lebih murah. Selain itu, umumnya toko2 yang menjual souvenir juga menjual berbagai macam kamera. Rada membingungkan sich, sebenarnya itu toko kamera yang menjual souvenir atau toko souvenir yang menjual kamera ๐Ÿ™‚ Yang ga tertarik buat belanja juga bisa nonton berbagai street performances, mulai dari musik sampe sulap.

Diantara sekian performances, The Bushman adalah salah satu yang terkenal di kawasan ini. Kerjaannya itu cuman sembunyi di balik semak2 yang dipegang ma dia dan ngagetin pengunjung yang lewat. Yang lucu, dia dapet duit lho dari para “korban”, walau ga jarang banyak yang ngomel2 juga ke dia abis dikagetin (buat yang udah sempet baca postingan gua beberapa yang lalu pasti sempat ngeliat fotonya, tapi gua decide buat diapus soalnya hubby bilang takut ada yang nuntut kalau nunjukkin muka orang secara jelas. Teman2 sekalian ada yang tau ga sich sebenarnya regulasi buat posting foto di blog itu apa aja?)

Puas ย main2 di area Fihserman’s Wharf dan Pier 39, gua ma hubby juga mengunjungi Golden Gate Bridge. Akhirnya ngeliat juga tugh famous bridge *norak*, sayang cuaca waktu itu gak cerah.

Berhubung windy dan ga banyak yang bisa dilihat disni, gua putusin buat ga berlama2 disini dan pulang. Pulang di rumah, dapet suguhan dinner dari housemate gua yang emang chef. Selesai dinner, i still got a room for dessert ๐Ÿ™‚ jadilah ke Golden Island Cafe dan pesen ini:

Isinya sampler2 dari 4macam menu dessert yang dijual disana, since itu kali pertamanya gua kesana gua pikir it’s a good idea buat order jadi gua bisa icip2 berbagai menunya. Gua yakin buat yang tinggal di Jakarta bisa nemuin dessert yang lebih enak dech daripada ini ๐Ÿ™‚

Buat menutup hari, kalau biasa niup lilin, kali ini gua niup korek hehe… Thanks GOD for another year, smoga tahun depan ketika aku berulang tahun aku udah bisa jadi pribadi yang lebih baik dan bisa dibanggakan. AMIN.